Rabu, 26 Agustus 2015

Keuntungan serta kerugian perjuangan diplomasi bangsa Indonesia untuk mempertahankan Kemerdekaan


Melalui jalan diplomasi, RI memperoleh pengakuan, baik secara de facto maupun de jure. Keberhasilan RI memperoleh dukungan, simpati dan goodwill adalah hasil dari perjuangan diplomasi RI baik secara bilateral, regional maupun multilateral.

Keuntungan perjuangan diplomasi Bangsa Indonesia :

  1.  Belanda harus menghentikan semua operasi militer dan pihak Republik Indonesia diminta untuk menghentikan aktivitas gerilya. Kedua pihak harus bekerja sama untuk mengadakan perdamaian kembali. 
  2.  Pembebasan dengan segera dan tidak bersyarat semua tahanan politik dalam daerah RI oleh Belanda sejak 19 Desember 1948. 
  3. Pemerintah RI dan Belanda sepakat untuk menghentikan tembak-menembak dan bekerja sama untuk menciptakan keamanan.
  4. Pemerintah Belanda akan segera mengembalikan pemerintah Indonesia ke Yogyakarta.
  5. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
  6. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
  7. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.
  8. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa para anggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI. 
Kerugian perjuangan diplomasi Bangsa Indonesia :
  1.   wilayah Indonesia diakui berdasarkan garis demarkasi (garis van Mook).
  2.   pasukan RI yang berada di daerah kantong harus ditarik ke daerah RI.
  3.   Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda. 


R. Abdulkadir Widjojoatmodjo



R. Abdulkadir Widjojoatmodjo memang orang Indonesia yang memihak Belanda. Menurut dugaan saya, beliau lebih memihak Belanda, sebab kedekatannya dengan pihak Belanda cukup nyata [dia berpangkat Kolonel KNIL] dan statusnya sebagai kepala NICA [Netherlands Indies Civil Administration]. Dalam Perjanjian Renville, dia memang menjadi ketua delegasi yang mewakili Belanda.

Nama pahlawan indonesia yang dijadikan nama jalan di luar negeri

Jalan di Luar Negeri yang Menggunakan Nama Tokoh dan Pahlawan Indonesia

RUE SOEKARNO – RABAT, MAROKO
Rue Soekarno telah resmi dikenalkan sebagai nama pada jalan di ibu kota Maroko Rabat mulai tanggal tanggal 2 Mei 1960. Yang istimewa dari peresmian nama jalan ini adalah bahwa presiden Soekarno sendirilah yang meresmikan. Jalan yang awalnya bernama Sharia Al-Rais Ahmed Soekarno ini kini lebih familiar dengan nama Rue Soekarno. Penamaan itu adalah salah satu bentuk penghargaan yang diberikan Raja Muhammad V atas jasa Ir. Soekarno pada Maroko.

MOHAMMED HATTA STRAAT – HARLEEM, BELANDA
Jalan di kota Harleem, Belanda terdapat pemandangan yang tak biasa dan unik. Di sana terdapat sebuah papan nama jalan yang bertuliskan Mohammed Hatta Straat. Nama ini sudah tidak asing di mata warga Indonesia sebab ia adalah wakil presiden pertama Indonesia. Bung Hatta tercatat pernah menimba ilmu di negeri kincir angin. Sebagai tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang pernah belajar di Belanda, maka pemerintah Belanda melalui walikota RH Claudius mengabadikan namanya sebagai nama jalan di Harleem Belanda.

R A KARTINISTRAAT – AMSTERDAM, BELANDA
Di kawasan Amsterdam Zuidoost atau yang dikenal dengan sebutan Bijlmer Anda bisa melihat papan nama jalan bertuliskan Raden Ajeng Kartini Straat. Selain di tempat tersebut nama jalan Kartini juga bisa ditemukan di Harleem dan Utrech. Nama R A Kartini dipakai untuk menghormati perjuangan beliau karena telah membela hak-hak perempuan.

SJAHRIRSTRAAT – LEIDEN, BELANDA
Mantan Perdana Menteri Indonesia inijuga terkenal dekat dengan kalangan aktivis politik di Leiden. Hal ini beawal ketika ia belahar di Belanda.  Sutan Sjahrir pernah belajar di Fakultas Hukum Universitas Amsterdam lalu pindah ke Leiden School Of Indology. Dari sini ia memperluas pergaulannya jadi akhirnya nama beliau diabadikan menjadi nama sebuah jalan di kota Leiden.

IRAWAN SOEJONOSTRAAT – AMSTERDAM, BELANDA
nama ini masih asing ditelinga orang Indonesia. Padahal terdengar khas Indonesia, Irawan Soejonostraat. Tentu beliau bukanlah pahlawan nasional ataupun pemimpin Indonesia. beliau merupakan anak dari Raden Ario Adipati Soejono, salah satu menteri pertama Indonesia. Bagi orang Belanda, Irawan tak lain adalah pemuda Indonesia yang gagah berani. Irawan terbunuh pasukan SS Nazi Jerman yang ketika itu sedang menguasai Belanda. Sekarang namanya diabadikan sebagai nama jalan di kota Amsterdam.

AHMED SOKARNO ST – MESIR
Pemberian nama jalan Ahmed Sokarno di Mesir menunjukkan suatu hubungan harmonis RI dengan Mesir. Nama Ahmed diberikan karena bung Karno dikenal dengan nama Ahmad Soekarno di Mesir. Nama tersebut diberikan oleh Gammal Abdul Nasser sebagai pemimpin waktu itu. Dipilihnya nama Soekarno untuk nama jalan karena pada tahun 1955 Sukarno berjasa sebagai pencetus Konferensi Asia Afrika (KAA).

MUNIRSTRAAT – DEN HAAG, BELANDA
Masih ingat dengan tokoh pejuang HAM? Munir yang mati terbunuh di dalam pesawat saat akan menuju negeri kincir tersebut juga dijadikan nama jalan di Den Haag, Belanda. Ternyata tak hanya nama pahlawan Nasional saja yang dijadikan nama jalan di negeri kincir angin ini. Dalam jasad Munir ketika itu terdapat racun arsenik yang membunuh Munir yang tak lain adalah pembongkar kasus penculikan aktivis tahun 1997-1998. Pemberian nama Munir sebagai nama jalan ini didasarkan atas semangat dan jasanya memperjuangkan Hak Asasi Manusia di Indonesia.

Hampir seluruh jalan di Indonesia memakai nama pahlawan nasional. Hal ini tentu saja dapat dimengerti sebab ini adalah salah satu cara menghormati jasa dan perjuangan mereka. tetapi mengejutkan sekaligus membangkan jika mengetahui nama-nama tokoh Indonesia tidak hanya digunakan sebagai nama jalan di dalam negeri saja. Di luar negeri juga ada yang menggunakan nama tokoh Indonesia. Karena mereka telah mengerti sejarah Indonesia dan ini adalah wujud dari sebuah rasa kagum terhadap Indonesia.

Jumat, 14 Agustus 2015

Proklamasi
Tanggal 17 agustus tahun 05  atas asas kemerdekaan dan kemanusiaan , kami bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan Indonesia
Dengan ini bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bersatu dan mandiri. Segala hal mengenai urusan bangsa dan negara baik dalam maupun luar negeri sepenuhnya merupakan hak bangsa Indonesia. 

                                                                                                                 Indonesia











Rabu, 12 Agustus 2015

Pancasila dan Soekarno



Pancasila dan Soekarno

         Dalam berbagai buku tentang Pancasila sering dikatakan bahwa penggali atau pencipta Pancasila adalah Sukarno. Dua istilah itu bukannya tidak tepat, tetapi saya lebih cenderung untuk menggunakan kata penemu atau perumus karena Pancasila bukan hanya hasil galian dari nilai-nilai yang pernah ada di bumi Nusantara tetapi juga mendapatkan masukan dari nilai-nilai yang terkandung, antara lain, dalam Declaration of Independences tetapi juga dari Manifesto Komunis. Oleh sebab itu kita sering mendengar bahwa Pancasila lebih baik (sempurna, lengkap) daripada keduanya.
Sementara ini, ada beberapa pihak, di antaranya Prof Moh Mahfud MD, Ketua MK, mengatakan bahwa Pancasila yang disahkan pada 18 Agustus 1945 bukan hanya karya Sukarno sendiri, melainkan sebuah karya bersama. Pernyataan ini termuat dalam ”Proceeding Konggres Pancasila 2009” di UGM Yogyakarta, hlm 29 dan 30. Mahfud MD mengatakan bahwa Pancasila yang berlaku sekarang merupakan hasil karya bersama dari berbagai aliran politik yang ada di BPUPKI yang kemudian disempurnakan dan diserahkan oleh PPKI pada saat negara didirikan.
Dengan demikian Mahfud MD membuka babak baru dalam dialog wacana siapa sebenarnya Penggali Pancasila. Pada era Orde Baru juga pernah muncul wacana bahwa penggali atau penyusun (istilah yang lazim digunakan) Pancasila adalah bukan Sukarno, melainkan ada banyak orang, bahkan ada yang mengatakan hanya satu orang (tetapi bukan Sukarno), yakni Moh Yamin.
Dari mana kita tahu bahwa penemu dan perumus tunggal Pancasila adalah Sukarno? Pertama, dari Bung Karno sendiri. Pada pidatonya tanggal 1 Juni 1945 ia mengatakan: Maaf, beribu maaf. Banyak anggota telah berpidato, dan dalam pidatonya mereka itu, diutarakan hal-hal yang sebenarnya bukan permintaan Paduka Tuan Ketua, yaitu bukan dasarnya Indonesia merdeka. Menurut anggapan saya (Bung Karno), yang diminta oleh Paduka Tuan Ketua yang mulia ialah dalam bahasa Belanda Philosofische grondlag, daripada Indonesa merdeka.
Saksi-saksi lain yang menguatkan bahwa Pancasila hanya temuan Bung Karno adalah Bung Hatta, Ahmad Subardjo, KH Masykur, dan bahkan Muhammad Yamin sendiri. Bung Hatta bahkan dengan tegas  mengatakan bahwa Muhammad Yamin memalsukan sejarah seolah-olah ia pernah berpidato pada 29 Mei 1945 yang isi pidatonya antara lain mengusulkan sila-sila Pancasila dan yang rumusannya mendekati rumusan Pancasila 18 Agustus 1945 (untuk lebih lengkapnya baca Pancasila Sukarno 2007).
Sementara itu dari buku yang disusun oleh panitia Seminar Pancasila dalam Seminar Pancasila ke-1, 16 s.d. 20 Februari 1959, Muhammad Yamin mengatakan, ”Menurut sejarah dan kenyataannya, maka Pancasila, ialah penggalian Bung Karno. Pancasila sebagai penggalian Bung Karno adalah sesuai pula dengan pemandangan tujuan hidup Neo-Hegelian.”

Pancasila memang hasil pekerjaan PPKI. Tetapi harus diingat, arti kata pekerjaan ini bisa diartikan sebagai hasil editing dari PPKI yang diketuai oleh Sukarno sendiri. Dikatakan hasil editing karena memang tidak ada substansi yang berubah. Anggota-anggota PPKI hanya membuat tata urutan dan redaksi yang berbeda dari rumusan Pancasila Satu Juni yang kemudian diedit menjadi rumusan Pancasila 22 Juni 1945. Tabel terlampir kiranya akan mempermudah untuk melihat aliran substansi dari teks atau rumusan Pancasila.
Dari tabel itu dapat dilihat bahwa substansi rumusan Pancasila 1 Juni dari Sukarno sampai rumusan PPKI 18 Agustus 1945 tidak mengalamai perubahan. Yang berubah hanya tata urutan dan redaksi dari masing-masing sila. Dengan demikian Pancasila bukan merupakan karya bersama melainkan sebuah karya tunggal (hasil penemuan dan rumusan) Sukarno. Peranan anggota PPKI (termasuk Sukarno sebagai ketuanya) pada waktu itu adalah sebagai redaktur atau editor. Jadi Sukarno selain penemu dan perumus, ia juga sebagai editor (bersama yang lain) atas temuan atau rumusannya sendiri.
Tidak mungkin terdapat rumusan Pancasila 18 Agustus 1945 tanpa ada terlebih dahulu rumusan Pancasila pada 1 Juni 1945. Tidak mungkin ada rumusan Sila Persatuan Indonesia (18 Agustus 1945) tanpa terlebih dahulu ada rumusan sila Kebangsaan Indonesia (Satu Juni 1945), tidak mungkin ada rumusan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (18 Agustus 1945) tanpa ada terlebih dahulu rumusan sila Internasionalisme atau Perikemanusiaan (Satu Juni 1945), tidak mungkin ada Sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dan Permusyawaratan/Perwakilan (18 Agustus 1945) tanpa terlebih dahulu ada rumusan sila Mufakat atau Demokrasi (satu Juni 1945), tidak mungkin muncul rumusan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (18 Agustus 1945) tanpa terlebih dahulu ada rumusan Kesejahteraan Sosial (Satu Juni 1945), dan tidak mungkin pula akan muncul rumusan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa (18 Agustus 1945) tanpa terlebih dahulu ada rumusan sila Ketuhanan (dalam Pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945).
Jadi, 18 Agustus bukan hari disusun dan dirumuskannya Pancasila, melainkan hari diresmikannya Pancasila (yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945) sebagai dasar negara kita.  Hari kelahiran Pancasila tetap Satu 1 1945 dan penyusun serta perumus tunggalnya adalah Bung Karno. Pancasila pada 18 Agustus 1945 substansinya sama dengan Pancasila 1 Juni 1945.
*)Ign Gatut Saksono adalah pengamat  Pancasila.

Organisasi Organisasi Semi Militer Bentukan Jepang



Organisasi Organisasi Semi Militer Bentukan Jepang

Organisasi Organisasi Semi Militer Bentukan Jepang Pada bulan Januari 1942 Jepang menduduki Malaysia, Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Malaysia pada waktu itu dikuasai Sekutu berhasil direbut Jepang. Pada tanggal 24 Januari 1942 Jepang menduduki Tarakan, Balikpapan, dan Kendari. Balikpapan merupakan sumber-sumber minyak maka diserang dengan hati-hati agar tetap utuh, tetapi dibumihanguskan oleh tentara Belanda. Tanggal 3 Februari 1942 Samarinda diduduki pasukan Jepang. Pada waktu itu Samarinda masih dikuasai tentara Hindia Belanda (KNIL). Dengan direbutnya lapangan terbang oleh Jepang, maka tanggal 10 Februari 1942 Banjarmasin dengan mudah dapat diduduki. Pada tanggal 4 Februari 1942 Ambon berhasil diduduki Jepang, kemudian dilanjutkan pada tanggal 14 Februari 1942 menguasai Palembang dan sekitarnya. Dengan jatuhnya Palembang maka dengan mudah Jepang masuk ke Jawa. Dalam penyerbuan-penyerbuan itu Jepang lebih kuat dibanding Sekutu karena Jepang memiliki bantuan kekuatan udara taktis. Sedangkan kekuatan udara Sekutu sudah dihancurkan dalam pertempuran-pertempuran awal di Indonesia maupun Malaya (Malaysia). Berikut ini Organisasi Organisasi Semi Militer Bentukan Jepang:

Seinendan (Barisan pemuda)
Seinendan merupakan organisasi pemuda yang dibentuk pada tanggal 29 April 1943, tepat pada hari ulang tahun Kaisar Jepang. Seinendan merupakan organisasi kepemudaan yang bersifat semimiliter. Organisasi tersebut langsung berada di bawah pimpinan gunseikan. Tujuan pembentukan organisasi tersebut adalah untuk mendidik dan melatih pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri. Namun, sebenarnya maksud tersembunyi pembentukan organisasi tersebut adalah untuk mendapatkan tenaga cadangan sebanyak-banyaknya yang diperlukan bagi kemenangan perang Jepang.
Pada awalnya, Seinendan beranggotakan pemuda-pemuda Asia yang berusaia antara 15-25 tahun. Namun, usia anggotanya kemudian diubah menjadi 14-22 tahun. Pada awalnya anggota Seinendan sebanyak 3.500 orang yang berasal dari seluruh Jawa. Jumlah tersebut berkembang menjadi 500.000 orang pemuda pada akhir masa pendudukan Jepang.
Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
Keibodan juga merupakan organisasi pemuda yang dibentuk bersamaan dengan pembentukan Seinendan. Berbeda dengan Seinendan, dalam pembentukan Keibodan tersebut tampak bahwa pemerintah pendudukan Jepang berusaha agar tidak terpengaruh oleh golongan nasionalis. Bahkan kaum nasionalis pada tingkat bawah pun tidak mempunyai hubungan dengan Keibodan, karena badan ini langsung ditempatkan di bawah pengawasan polisi. Selain Jawa, kedua badan tersebut juga dibentuk di Sumatra dan daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan angkatan laut. Di Sumatra, Keibodan dikenal dengan nama Bogodan. Di Kalimantan terdapat badan serupa yang disebut Borneo Konan Hokokudan. Selain golongan pemuda, juga dilakukan pengorganisasian kaum wanita. Pada bulan Agustus 1943 dibentuk Fujinkai (himpunan wanita). Usia minimum dari anggota Fujinkai adalah 15 tahun. Wanita-wanita tersebut juga diberikan latihan-latihan militer.
Syuisyintai (Barisan Pelopor)
Barisan Pelopor dibentuk pada tanggal 1 November 1944. Organisasi semimiliter ini dibentuk sebagai hasil keputusan sidang ketiga dari Chuo Sangi In (Dewan Pertimbangan Pusat. Barisan Pelopor dipimpin oleh Ir. Soekarno. Sedangkan wakilnya yaitu R.P. Suroso, Otto Iskandardinata dan dr. Buntaran Martoatmojo. Tokoh nasionalis yang duduk dalam Barisan Pelopor berusaha memanfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk menanamkan semangat nasionalisme di kalangan para pemuda. Para pemuda dikerahkan untuk mendengarkan pidato para tokoh nasionalis. Di dalam pidatonya, para tokoh nasionalis selalu menyelipkan kata-kata untuk membangkitkan semangat cinta tanah air di kalangan para pemuda.
Fujinkai (Barisan Wanita)
Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943. Anggotanya terdiri atas wanita yang berumur 15 tahun ke atas. Tugas Fujinkai adalah ikut memperkuat pertahanan dengan cara mengumpulkan dana wajib berupa perhiasan, hewan ternak, dan bahan makanan untuk kepentingan perang.
Hizbullah
Pada tanggal 15 Desember 1944 berdiri pasukan sukarelawan pemuda Islam yang dinamakan Hizbullah (tentara Allah) yang dalam istilah Jepangnya disebut Kaikyo Seinen Teishintai. Hizbullah mempunyai tugas pkok, yaitu sebagai berikut :
  • Sebagai tentara cadangan dengan tugas dan program, antara lain : melatih diri, jasmani maupun rohani dengan segiat-giatnya.; membantu tentara Dai Nippon; menjaga bahaya udara dan mengintai mata-mata musuh; menggiatkan dan menguatkan usaha-usaha untuk kepentingan perang.
  • Sebagai pemuda Islam dengan tugas dan program, antara lain : menyiarkan agama Islam, memimpin umat Islam agar taat menjalankan agama Islam, dan membela agama dan umat Islam Indonesia.[gs]